Ayat Renungan: Kejadian 6: 9 – “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.”
Di zaman Nuh, manusia hidup sesuka hati dan mengikuti kehendaknya sendiri. Sehingga hidup mereka kacau dan rusak secara moral. Kejadian 6: 12 menggambarkan keadaan saat itu, “Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.” Tuhan memperhatikan setiap perbuatan mereka dan melihat bahwa pikiran dan imajinasi mereka penuh dengan kejahatan (Kejadian 6: 5-6).
Namun, di tengah kekacauan ini, Tuhan melihat ada satu titik terang. Dia melihat ada satu pribadi yang berbeda dan hidupnya berjalan dengan iman - namanya Nuh (Kejadian 6: 9). Karena itu, Tuhan memanggilnya untuk membangun bahtera besar.
Ini adalah tugas yang sangat berat! Bayangkan, dia harus menghabiskan waktu selama 100 tahun untuk menyelesaikannya. Banyak orang yang mencela, menertawakan dan menganggapnya aneh. Namun, Nuh tetap taat menuntaskan misi ini sesuai arahan Tuhan.
Berjalan dengan Tuhan sering kali membuat kita melakukan hal-hal yang tampak konyol dan aneh di mata dunia. Namun, kita bisa melihat akhirnya, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kita sesuatu yang tidak masuk akal. Ketaatan kita melakukan perintah-Nya adalah benih yang menumbuhkan iman.
Kita tak perlu heran kenapa semakin seseorang hidup di dalam kebenaran, semakin Tuhan akan memakai hidupnya menjadi jawaban atas sebuah keadaan.
Jadi, jika saat ini Anda merasa jalan hidup Anda penuh tantangan, atau Tuhan sepertinya membiarkan kita berada di posisinya yang tampak konyol, ingatlah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan Anda untuk menyatakan kemuliaan-Nya bagi dunia. Tetaplah setia, karena melalui Anda Tuhan sedang mengubah keadaan.
Doa:
“Tuhan, berikan aku hati yang taat seperti Nuh, agar aku tetap setia menjalankan kehendak-Mu, meskipun sulit dan tidak dipahami orang lain. Aku percaya bahwa rencana-Mu selalu yang terbaik. Amin.”